Text
Badai bukan dari timur: alih media hikayat tuanku nan muda pagaruyung
XMLSejak menyelesaikan studi yang untuk saya pribadi terasa sangat berat itu, sebetulnya saya sudah bertekat kuat untuk menghentikan pembacaan saya terhadap KCM dan menggantinya dengan petualangan menelusuri, menemukan, menginventarisasi, mendigitalkan, serta memperbaiki kondisi manuskrip yang berada di tengah masyarakat (Minangkabau) di Sumatra Barat. Akan tetapi daya tarik KCM ternyata hanya bisa “melemah” selama lebih kurang sembilan tahun, lalu muncul kembali dengan kekuatan tarikan lebih jauh lebih besar. Itulah sebabnya pada tahun 2003 saya mempelajari ulang hasil studi serta alih aksara yang pernah saya lakukan. Mempelajari kembali ternyata merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Sumber bacaan yang semakin menjauh, usia yang bertambah, kondisi sosial dan perekonomian yang “pasang surut”, kebutuhan untuk hidup yang begitu dinamis ikut menjadi alasan munculnya kesulitan itu. Apalagi pada saat yang bersamaan muncul pertanyaan “Apakah penyuntingan kembali KCM, kemudian menerbitkannya agar dapat dibaca oleh kalangan yang luas memang diperlukan? Masih perlukah masyarakat Minangkabau khususnya, dan masyarakat modern Indonesia pada umumnya belajar dari Cindua Mato?”
Detail Information
Item Type |
E-Book
|
---|---|
Penulis |
M. Yusuf - Personal Name
|
Student ID | |
Dosen Pembimbing | |
Penguji | |
Kode Prodi PDDIKTI | |
Edisi |
1
|
Departement | |
Kontributor | |
Bahasa |
Indonesia
|
Penerbit | Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Andalas : Padang., 2017 |
Edisi |
1
|
Subyek | |
No Panggil | |
Copyright |
2017 Universitas Andalas
|
Doi |